Sabtu, 13 April 2013 Sabtu, April 13, 2013
Label: Novel islami , Novel petualangan
Satu lagi novel karya Tere Liye yang akan difilmkan yakni berjudul "MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH" (MBDA). Sebelumnya novel "HAFALAN SHOLAT DELISA" juga sudah difilmkan dan banyak yang terharu dengan ceritanya.
Moga Bunda disayang Allah menceritakan seorang anak yang bernama Melati yang mempunyai keterbatasan fisik. Pada saat dilahirkan sebenarnya Melati sangat sempurna seperti bayi-bayi yang lainnya, sampai suatu saat pada saat Melati berumur 3 tahun, suatu kecelakaan kecil namun berdampak besar bagi kehidupan Melati dan keluarganya selanjutnya. Melati kehilangan penglihatan dan pendengarannya. Ya dia menjadi gadis kecil yang buta dan tuli sekaligus bisu.
Orang tua Melati tentu saja sangat terpukul mendengar saat dokter mengatakan Melati buta, tuli dan bisu. Bagaimana tidak, Melati lahir setelah perjuangan pasangan suami istri itu selama belasan tahun. Perjuangan yang bisa dikatakan perlu ketabahan dan kesabaran yang tinggi. Dengan lahirnya Melati, sempurnalah kebahagiaan pasangan suami istri ini. Namun kebahagiaan itu hanya sampai Melati umur 3 tahun, karena mereka harus menghadapi kenyataan bahwa Melati menjadi buta, tuli dan bisu.
Tiga tahun berlalu. Melati menjadi gadis kecil yang temperamental. Dia tidak suka bila ada yang menyentuhnya walaupun itu bundanya sendiri. Dia akan langsung berteriak-teriak dan akan melemparkan benda-benda apa saja yang terjangkau oleh tangannya. Sudah banyak dokter-dokter yang terkenal dari dalam dan luar negeri diundang untuk menyembuhkan penyakit Melati. Namun semuanya sia-sia. Sudah banyak doa-doa yang dilantunkan di tengah malam saat orang lain tertidur, namun ternyata Allah belum menunjukkan titik terangnya.
Di saat-saat keputusasaan mencapai batas terbawah, bunda Melati mendengar tentang seorang pemuda yang dijuluki "bagaikan malaikat untuk anak-anak". Pemuda yang sangat mencintai anak-anak, mendirikan beberapa Taman Bacaan supaya anak-anak bisa mengenal dunia dan mempunyai rasa optimis yang besar untuk masa depannya. Ya, dialah Karang yang selalu peduli terhadap anak-anak jalanan. Karang ingin anak-anak jalanan yang ditemuinya tidak mengalami apa yang pernah dia alami dulu. Suatu dendam yang positif.
Namun ada satu peristiwa besar yang mempengaruhi kehidupan Karang sekarang. Peristiwa yang selalu muncul dimimpi-mimpi karang menjadi mimpi buruk yang rutin. Dia merasa bersalah atas meninggalnya 18 anak-anak karena perahu yang ditunggangi bersama anak-anak itu terbalik karena cuaca yang buruk. Walaupun pengadilan memutuskan Karang tidak bersalah, namun kejadian itu sangat memukul dirinya, bagaimana mungkin dia yang mencintai anak-anak, malah dia yang menyebabkan 18 anak-anak meninggal.
Karang menjadi seorang pemabuk, kasar, sinis dan selalu mengurung diri di kamarnya sepanjang hari, kecuali tiap malam dia keluar untuk mabuk dan kembali lagi menjelang subuh. Begitu terus yang dilakukan karang 3 tahun terakhir. Sampai suatu hari datang bundanya Melati untuk meminta tolong kepada Karang untuk membantu putrinya. Walaupun bundanya Melati agak kaget juga saat dia pertama kali bertemu Karang karena Karang tidak seperti yang diceritakan orang-orang. Tapi ada kekuatan bundanya Melati bahwa pemuda ini bisa membantu Melati. Awalnya Karang tidak peduli dan tidak mau menolong Melati. Tapi suatu malam dia berubah pikiran dan bersedia membantu Melati.
Di sinilah cerita itu dimulai, bagaimana Karang harus mengajari Melati yang buta, tuli dan bisu supaya bisa mengenal dunianya. Keterbatasan fisik bukan untuk disesali dan menyalahkan takdir Tuhan, namun harus tetap disyukuri dan sebagai manusia harus tetap berusaha supaya kehidupan terus berlanjut dan tetap berkarya.
Sangat terharu membaca novel ini dan mengingatkan saya akan pentingnya bersyukur, bersyukur dan bersyukur. Jika ada suatu ujian yang tidak nyaman, tidak seharusnya kita langsung putus asa dan men-judge Tuhan tidak adil. Tidak boleh. Lihatlah sekeliling kita selalu ada orang yang ujiannya lenih berat dari kita.
"Robb, jadikanlah hamba menjadi orang yang selalu bersyukur kepada-Mu. Sungguh nikmatMu sangat banyak. Robb, maafkanlah hamba yang selama ini selalu mengeluh dan mengeluh. Jadikanlah hamba menjadi orang-orang yang sabar."