Aktifitas saya sebagian besar ditemani oleh motor. Kemana-mana andalannya pakai motor. Praktis dan hemat waktu, tidak mengenal macet. Hehe. Jadi inget kapan persisnya saya berani mengendarai motor ke jalan raya. Tidak lebih dari 4 tahun yang lalu. Memang sih bisa dibilang telat, tapi saya tetap bersyukur akhirnya bisa mengendarai sepeda motor dan punya SIM. Eh koq jadi ngelantur ke masalah ini bahasannya.
Nah pengendara motor dapat dipastikan semuanya memakai jaket. Entah alasannya untuk melindungi badan dari angin ataupun hanya untuk gaya-gaya-an (bergaya.red). Kalau saya sendiri berjaket pada saat berkendara motor alasannya untuk melindungi badan saya dari terpaan angin. Saya tidak mau masuk angin gara-gara gak pakai jaket saat bermotor ria. Maklum badan ini kayaknya gak kuat kalau harus diterpa angin yang kencang saat berkendara.
Ada satu jaket saya yang menjadi andalan saat berkendara. Sebulan kemarin jaket kesayangan saya rusak resletingnya. Meskipun tanpa resleting saya tetap memakai jaket itu (saking sayangnya . . .hehehe). Akhirnya kesempatan untuk permak resleting ada. Saya ke tempat dimana di sana berjajar tukang-tukang permak lengkap dengan mesin jahit dan peralatan lainnya. Rata -rata semuanya bisa memperbaiki segala keluhan konsumen. Permak celana bisa, permak jaket bisa, permak tas pun menerima.
Saya pilih satu dari sekian banyak tukang permak itu. Saya memintanya untuk mengganti resleting yang rusak. Dengan cekatan si 'emang' langsung mendedel resleting dan menggantinya dengan yang baru. Perlu waktu yang agak lama juga sih untuk kerjaan ini. Tapi akhirnya selesai juga. Saya tanya berapa jasa untuk itu, si emang menjawab "Biasanya sih 20 ribu rupiah tapi karena Ibu konsumen pertama saya pada hari ini, Ibu dapet potongan 5 ribu deh, sebagai penglarisan." Alhamdulillah . . . lumayan. hehe.
Saya sangat senang akhirnya jaket kesayangan saya sudah baik lagi. Saya langsung pakai jaket itu dan langsung pulang. Sesampainya di rumah saya teliti lagi hasil jahitan si emang. Waduh! ternyata ada yang salah dengan jahitannya. Ada bagian kain yang seharusnya dijahit di atas resleting untuk menutupi resleting, ini koq malah dijahit di bawah resleting. Hadeuh . . .pantesan koq tadi pas dipakai rasanya ada yang gak pas.
Agak kecewa juga sih . . . mau balik lagi komplen ke si emang, males. Mau benerin sendiri juga males. Tapi akibat dari itu saya jadi agak uring-uringan sepanjang hari itu. illfeel deh. Nah pas hari menjelang malam, akhirnya saya memutuskan untuk benerin resleting sendiri. Saya dedel lagi dan saya jahit lagi dengan posisi resleting dan kain yang benar. Selesai juga . . . Ternyata hasil jahitan si emang sama jahitan saya kayaknya rapi hasil jahitan saya deh. hehe. Belajar dari kisah kecil saya, satu masalah tidak bisa selesai kalau kita diam. Harus ada action atau usaha kita untuk menyelesaikan masalah itu, karena dengan mendiamkan masalah, masalah sekecil apa pun tidak akan pernah selesai. Jadi masalah sekecil apa pun cobalah untuk menyelesaikannya satu persatu. ^_^
read more "Permak Jaket"
Nah pengendara motor dapat dipastikan semuanya memakai jaket. Entah alasannya untuk melindungi badan dari angin ataupun hanya untuk gaya-gaya-an (bergaya.red). Kalau saya sendiri berjaket pada saat berkendara motor alasannya untuk melindungi badan saya dari terpaan angin. Saya tidak mau masuk angin gara-gara gak pakai jaket saat bermotor ria. Maklum badan ini kayaknya gak kuat kalau harus diterpa angin yang kencang saat berkendara.
Ada satu jaket saya yang menjadi andalan saat berkendara. Sebulan kemarin jaket kesayangan saya rusak resletingnya. Meskipun tanpa resleting saya tetap memakai jaket itu (saking sayangnya . . .hehehe). Akhirnya kesempatan untuk permak resleting ada. Saya ke tempat dimana di sana berjajar tukang-tukang permak lengkap dengan mesin jahit dan peralatan lainnya. Rata -rata semuanya bisa memperbaiki segala keluhan konsumen. Permak celana bisa, permak jaket bisa, permak tas pun menerima.
Saya pilih satu dari sekian banyak tukang permak itu. Saya memintanya untuk mengganti resleting yang rusak. Dengan cekatan si 'emang' langsung mendedel resleting dan menggantinya dengan yang baru. Perlu waktu yang agak lama juga sih untuk kerjaan ini. Tapi akhirnya selesai juga. Saya tanya berapa jasa untuk itu, si emang menjawab "Biasanya sih 20 ribu rupiah tapi karena Ibu konsumen pertama saya pada hari ini, Ibu dapet potongan 5 ribu deh, sebagai penglarisan." Alhamdulillah . . . lumayan. hehe.
Saya sangat senang akhirnya jaket kesayangan saya sudah baik lagi. Saya langsung pakai jaket itu dan langsung pulang. Sesampainya di rumah saya teliti lagi hasil jahitan si emang. Waduh! ternyata ada yang salah dengan jahitannya. Ada bagian kain yang seharusnya dijahit di atas resleting untuk menutupi resleting, ini koq malah dijahit di bawah resleting. Hadeuh . . .pantesan koq tadi pas dipakai rasanya ada yang gak pas.
Agak kecewa juga sih . . . mau balik lagi komplen ke si emang, males. Mau benerin sendiri juga males. Tapi akibat dari itu saya jadi agak uring-uringan sepanjang hari itu. illfeel deh. Nah pas hari menjelang malam, akhirnya saya memutuskan untuk benerin resleting sendiri. Saya dedel lagi dan saya jahit lagi dengan posisi resleting dan kain yang benar. Selesai juga . . . Ternyata hasil jahitan si emang sama jahitan saya kayaknya rapi hasil jahitan saya deh. hehe. Belajar dari kisah kecil saya, satu masalah tidak bisa selesai kalau kita diam. Harus ada action atau usaha kita untuk menyelesaikan masalah itu, karena dengan mendiamkan masalah, masalah sekecil apa pun tidak akan pernah selesai. Jadi masalah sekecil apa pun cobalah untuk menyelesaikannya satu persatu. ^_^