• Blogger Template Preview
  • Blogger Template Preview

Label:

Kisah ini saya dapat dari wall FB Apple . . . sungguh sangat menyedihkan . . .
 



Bismillaahirrahmaanirrahiim

Hari ini melelahkan sekali, aku harus berganti kereta sampai 2 kali, dari arah Depok menuju stasiun Kota, dari stasiun Kota nyambung lagi dengan kereta Patas arah Angke sampai stasiun Merak. Tapi karena jadwal kereta kadang tidak jelas, harusnya kereta Patas berangkat pukul 10 tapi jadi molor jauh tidak jelas pukul berapa kereta harus berangkat (mirip lagu Iwan Fals).

Sesaat aku duduk di gerbong yang tidak terlalu padat, disisiku ada seorang ibu yang menggendong anaknya sepertinya sedang terlelap. Karena jenuh menunggu kereta tidak berangkat-berangkat, akhirnya untuk mengusir rasa kejenuhan aku mencoba mengajak ngobrol ibu yang menggendong anaknya tepat disebelahku.

Aku : “Ibu, ini anak ibu?”
Ibu : “Iya, neng”. Menjawab dengan tanpa ekrspresi dan aku semakin penasaran.
Aku : “cantik ya bu, anaknya”. Terlihat sekali anak itu didandani dengan bedak dengan baju warna pink serta sedikit celak dimatanya.
Ibu : “Terima kasih, neng”. Masih tanpa ekspresi. Lalu ku lanjutkan pertanyaanku.
Aku : “Mau kemana, bu?”.
Ibu : “Ke daerah Rangkasbitung”. Sambil menyebutkan suatu daerah di Rangkasbitung.
Aku : “Wah, jauh ya bu”.
Ibu : “Iya, neng”. Masih dalam ekspresi tak jelas.

Kereta sudah 1 jam lamanya tapi belum jalan juga, katanya ada banjir di daerah Tanah Abang, otomatis perjalanan kereta sementara banyak yang tertunda.

Anak dalam pangkuan si ibu tadi masih dengan tenang dalam pelukan ibunya, padahal penumpang semakin sesak terasa tak nyaman dan mulai panas. Aku kembali penasaran kok bisa anak sekecil itu tetap tenang dalam keadaan kereta yang sangat panas tak ada penyejuk sekedar kipas angin saja.

Aku : “Bu, kok anaknya anteng ya..padahal panas gini”. Aku kembali membuka pembicaraan.
Tiba-tiba si ibu menangis….
Aku : “Bu, maaf…ada yang salah dengan kata-kata saya”. Tanyaku semakin penasaran.
Ibu : “Tidak, neng…ibu sedih sekali”. Dia sepertinya mulai membuka diri padaku.
Aku : “Kenapa sedih, bu?”.
Ibu : “Maaf, neng…tolong setelah ibu ceritakan semuanya jangan katakan pada siapapun, pada penumpang maupun kondektur. Neng, mau janji?”.

Aku sangat penasaran cerita apa yang akan disampaikan si ibu, sampai berpesan jangan sampai menceritakan pada penumpang kereta dan kondektur. Apa hubungannya mereka dengan si ibu ini.

Aku : “Insyallah, bu. Saya tidak akan menyampaikan kembali cerita yang akan ibu bagi pada saya”.
Ibu : “Terima kasih neng, sebelum dan sesudahnya.” Kemudian aku menyimak isi cerita si ibu.

Sudah satu minggu ini anaknya sakit panas tapi si ibu hanyalah pemulung yang mengais rizki lewat sampah-sampah yang berserakan. Penghasilan yang tidak menentu. Kalaupun dapat uang dari hasil menjual sampah plastiknya, itupun tak seberapa hanya cukup untuk makan. Dia tidak punya tempat tinggal tetap, kadang tidur di emperan atau di bawah jembatan layang.

Si ibu ingin sekali membawa anaknya ke dokter tapi dia tak memiliki uang, karena dia bukan warga DKI Jakarta dan tak memiliki KTP DKI jadi dia tidak mendapatkan jaminan apa-apa. Si kecil anaknya hanya diobati ala kadarnya tapi ternyata penyakitnya tak kunjung sembuh. Sampai subuh tadi akhirnya si kecil dalam pangkuannya meninggal dunia.

Setelah meninggalpun dia bingung, kalau harus dikubur di Jakarta, ongkos untuk menguburkannya pun dia tak punya cukup uang. Dan bila dia bawa ke kampungnya yang cukup jauh dari kota Jakarta dengan menggunakan mobil jenazah, itupun tak cukup ada uang, dibutuhkan uang sekitar Rp 1.000.000,-. Uang sebesar itu kata si ibu sangat besar dalam ukuran dia.

Akhirnya, lewat bantuan para gelandangan dan pemulung terkumpullah uang sebesar Rp 250.000,- uang sebesar itu cukup untuk membawa si kecil ke kampung halamannya dan dikuburkan disana yang tidak memakan biaya besar.

Aku benar-benar tercengat dengan penuturan si ibu, lalu atas seizin si ibu ku pegang tangan si kecil nan cantik dalam pelukan ibunya. Subhanallah…benar ya Robb, tangan mungil itu begitu dingin tak ada denyut nadi disana. Ku cium dengan lembut keningnya, amat dingin tak ada jiwa disana. Ya Robb, si kecil nan cantik itu tertidur damai dalam pelukan si ibu yang amat menyayanginya.

Aku tak dapat menahan haru, ingin rasanya ku peluk dia dan ibunya. Begitu sulitnya hidup ini sampai akhir hayatnya pun si kecil nan cantik itu tak merasakan keramahan negeri ini. Aku hanya terdiam dan menatap haru, sungguh ingin rasanya aku berteriak pada negeri ini.

Wahai penguasa nan congak dan sombong, lihat… ada rakyatmu yang begitu menderita. Terbelenggu dalam kemiskinan dan keangkuhanmu. Tak bisakah kau membuka mata hatimu, tetapi kepongahan terus menjalar dihatimu.

Si ibu, tak pernah meyalahkan siapapun dengan keadaanya, dia hanya mengatakan “ini takdir Tuhan”.
Kereta sesaat melaju, aku kini terdiam tanpa kata. Tak ada pertanyaan yang membuatku penasaran, kini sudah aku dapatkan jawaban dari keterdiaman si ibu dan indahnya tidur panjang si kecil nan cantik.

Selamat tidur nak, Allah bersamamu selalu dalam damai di surga sana.

(Kisah nyata dari perjalananku, antara Stasiun Kota dan Parungpanjang).

27 Desember 2012 / 07:08 WIB
by: Titin Sulistiawati
Editor: Honesty

Semoga bermanfaat utk kita jadikan sebagai bahan renungan bersama.
read more "Mayat si Kecil nan Cantik dalam Pelukan Ibunya (Kisah nyata)"

Label:

Hadeuh . . . sampai kelupaan mau nerusin tulisan tentang liburan.  Baru inget sekarang. hehehe . . .
Gak apa-apa lah telat juga ya . . .

Setelah berkunjung ke taman kupu-kupu, besoknya anak-anak dan kami pergi ke Curug Cimahi. Kami pergi jam tujuh pagi.  Ternyata kami adalah pengunjung pertama hari itu.  Setelah membeli tiket masuk (alhamdulillah dapat diskon :)) kami mulai menuruni anak tangga untuk menuju curugnya.
Dari tangga tempat kami berjalan, suara gemuruh air terjun sudah terdengar.  Ponakan saya ada yang iseng menghitung satu demi satu anak tangga yang kami lalui.  Mau tahu berapa jumalh anak tangga yang kami lalui untuk mencapai air terjunnya?  Ternyata jumlah anak tangga itu kurang lebih ada 600 anak tangga.  Wooowww banyak bangeeett.  Jadi kebayang nanti pas pulangnya, berarti kami harus menaiki satu persatu naik tangga.  Cape deh ngebayanginnya. :D

Setelah sampai di lokasi air terjun kami semua kagum alias takjub sekali melihat pemandangan yang begitu indaaahhh.  Kami benar-benar dibuat terpesona oleh air terjun.  Karena kami adalah pengunjung pertama, kami merasa bebas berteriak-teriak dan berfoto-foto ria dengan berbagai pose. hehehe . . .

Ini dia hasil jepretannya: yang jelas semua pada kedinginan. Brrrrrr . . . .










read more "Liburan Seru Part 2 (Curug Cimahi)"

Label: , ,

Sebenarnya saya ingin menulis tentang liburan ini sesaat setelah liburan usai.  Namun mood menulis tentang liburan yang baru saja dijalani anak-anak saya munculnya baru sekarang. hehehe . . .

Liburan sekolah semester 1 lumayan panjang sekitar 2 minggu dari tanggal 23 Desember 2012 - 6 Januari 2013.  Setahun! :D .  Awalnya kami sekeluarga berencana berlibur ke kota Garut sekalian mengunjungi nenek di sana.  Namun ternyata nenek pun ingin berkunjung ke Cimahi.  Ya sudah kami menunggu kedatangan nenek di rumah.  Anak-anakku sangat bergembira akan dikunjungi nenek, karena nenek datangnya pasti tidak sendiri.  Yup, nenek datang diantar sama ponakan-ponakan yang akan menginap dan menghabiskan waktu liburan sekolah mereka.

Ada sekitar 5 orang ponakan yang berlibur di Cimahi.  4 cowok dan 1 cewek.  Dua orang cowok adalah ponakan dari kakak yang ke-3, dua orang cowok lagi ponakan dari kakak yang ke-4, dan yang cewek adalah ponakan dari kakak yang ke-2.

Anak-anakku (Tia dan Salsa) senang sekali mereka berlibur di Cimahi.  Salsa yang paling terlihat sangat bersemangat.  Dia yang membuat rencana pergi ke tempat-tempat rekreasi yang menarik.  Kami mengiyakan saja ketika dia menyebutkan tempat pertama yang akan mereka kunjungi adalah Taman Kupu-Kupu Cihanjuang.

Besoknya mereka pergi ke Taman Kupu-Kupu.  Saya tidak ikut.  Jadi anak-anak saja yang jalan sendiri.  Saya cuma ngasih bekalnya saja (ongkos dan biaya masuk).  Dari rumah mereka pergi setelah makan siang.  Kalau dari rumah untuk sampai ke Taman Kupu-Kupu harus naik angkot sebanyak 3 kali.  Sebenarnya jaraknya gak terlalu jauh, namun karena menggunakan angkutan umum, dengan jalur lalu lintas di sini jadi harus ganti angkot sebanyak 3 kali.

Ini dia foto-foto liburan seru ke taman kupu-kupu:













Oh iya, foto-foto ini diambil hanya di bagian luarnya saja.  Mereka tidak masuk ke dalam taman kupu-kupunya.  Karena melihat cuaca yang mendung sekali, mereka memutuskan untuk pulang saja.  Katanya sayang kalau udah bayar tiket yang harganya per orang 20 ribu rupaih, tapi cuacanya hujan.  Rugiii . . . hehehe . . .


read more "Liburan Seru Part 1 (Taman Kupu-kupu)"

Label: , ,



Bulan Desember yang baru saja lewat, tepatnya tanggal 12-12-12,  di bioskop-bioskop ditayangkan film layar lebar yang berjudul 5 cm.   Film ini diangkat dari sebuah novel karya Donny Dhirgantoro.  Novel ini mendapat peringkat National Best Seller.  Seperti biasa saya lebih suka membaca novelnya daripada menonton filmnya karena di filmnya pasti tidak akan sedetail novelnya.  Akhirnya saya membeli juga novel 5 cm.

Novel ini bercerita tentang kisah persahabatan yang dijalin semenjak mereka duduk di bangku SMA.  Perjalanan menuju puncak Mahameru menjadi kisah utama di novel ini.  Sebuah perjalanan fisik dan juga perjalanan spiritual mereka.

Dikemas dalam bahasa anak muda jaman sekarang.  Dialog-dialognya pun khas anak muda.  Terus lumayan banyak juga penggalan lagu-lagu yang pernah booming baik lagu indonesia maupun lagu barat.

Salah satu hal yang bisa diambil untuk renungan dalam novel ini adalah tentang keyakinan terhadap kekuatan mimpi. Satu kutipan tentang hal itu:

" Biarkan keyakinan kamu 5 cm menggantung mengambang di depan kening kamu.  Dan sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya serta mulut yang akan selalu berdoa"

Selain itu novel ini menyadarkan saya betapa kayanya negeri ini,  dengan pemandangan yang indah bak surga membuat kita seharusnya selalu bersyukur atas karunia alam yang diberikan oleh Sang Pencipta Alam. . . Allah SWT. Subhanallah.

Robb . . . berilah kekuatan kepada kami supaya kami bisa mensyukuri semua yang telah Engkau Anugrahkan kepada kami dan masukkanlah kami dengan Rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang Sholeh. Aamiin.
read more "5 Cm (Donnny Dhirgantoro)"