• Blogger Template Preview
  • Blogger Template Preview

Label:



Seperti biasa hari ini saya ke pasar tradisional untuk membeli bahan-bahan untuk dimasak.  Hari ini sengaja saya mau belanja sayur mayur dan lauknya untuk 3 hari ke depan.  Pada saat di pasar, saya langsung ke salah satu jongko yang terdekat dimana saya berdiri.  Ada berbagai macam bumbu yang dijual di sana termasuk bawang merah dan bawang putih.  Saya memang mau membeli bawang merah dan bawang putih karena stok di rumah hampir habis.

Di situ bawang merah diletakkan di dua tempat yang terpisah.  Yang satu ukuran bawangnya kecil-kecil.  Yang satu lagi bawangnya  besar-besar namun yang kecilnya juga ada.  Saya lebih suka memilih bawang yang besar, saya tanya harganya, ternyata harganya beda seribu rupiah dari bawang yang kecil.  Lalu saya mulai memilih bawang merah itu, tapi ibu pedagang tidak membolehkan saya untuk memilih bawang di keranjang, katanya yang di keranjang sudah hasil pilihan dia.  Saya heran kenapa pembeli tidak boleh memilih barang yang akan dibelinya.  Apalagi yang di keranjang itu bawangnya ada yang besar ada juga yang kecil.  Ibu pedagang langsung meraup dengan tangannya bawang yang akan saya beli untuk ditimbang.  Ah, saya koq jadi kurang nyaman dengan caranya itu.
Rasanya saya dicurangi.  Akhirnya saya membiarkan ibu itu dengan caranya, tapi saya tidak jadi membeli barang yang lainnya.  Cukup bawang saja.  Dalam hati nanti-nanti saya tidak akan membeli lagi sesuatu dari si ibu ini.

Sampai di rumah saya ceritakan kejadian di pasar tadi ke suami.  Respon suami katanya saya harus berhusnudzon.  Mungkin si ibu itu lagi mempunyai masalah yang rumit sehingga dia kurang ramah dalam melayani pembeli.  Ya, saya memang tidak boleh berburuk sangka,  tapi dengan pelayanan dia kepada pembeli seperti itu, saya yang tadinya mau belanja berbagai macam barang memutuskan untuk mencari penjual lainnya.

Memang benar pepatah mengatakan "pembeli adalah raja".  Seorang penjual harus benar-benar melayani pembelinya dengan baik.  Hasilnya pun insya Allah akan baik.

read more "Pedagang yang Judes"

Label: ,



 Ini nih lagu yang membuatku nangis . . .

I B U . . .

Lembut kukenang, kasihmu ibu
Di dalam hati ku kini menanggung rindu
Kau tabur kasih seumur masa
Bergetar syahdu, ooh di dalam nadiku



9 bulan ku dalam rahimmu
Bersusah payah, oh ibu jaga diriku
Sakit dan lelah tak kau hiraukan
Demi diriku, oh ibu buah hatimu

 

Tiada ku mampu, membalas jasamu
Hanyalah do’a oh di setiap waktu
Oh ibu tak henti kuharapkan do’amu (2x)
Mengalir di setiap nafasku (2x)



Ibuuuuuuuuuuuuuu……….. (3x)


“Allahummaghfirlii waliwaa lidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa”
read more "Lirik Lagu "IBU" OST film Delisa"

Label: , ,


Novel yang sangat mengharukan . . .
Untuk kedua kalinya saya sangat terharu dan tak dapat menahan keluarnya air mata ini.  Novel yang ditulis oleh pengarang yang sama.  Novel Tere Liye yang pertama saya baca adalah Bidadari-Bidadari Surga yang sudah ditulis di blog ini.  Karena novel ini sangat menarik, akhirnya suami membelikan saya novel lainnya dengan penulis yang sama, salah satunya adalah novel Hafalan Shalat Delisa.

Hafalan Shalat Delisa mengambil setting di aceh khususnya di daerah Lhok Nga.  Kejadian tsunami 8 tahun yang lalu dan kisah Delisa seorang anak perempuan usia 6 tahun yang sedang berusaha untuk menghafal bacaan shalatnya.

Delisa seorang gadis kecil yang cerdas.  Dia selalu menerima pelajaran dengan cepat dan membuat orang lain terkagum-kagum dengan apa yang dilakukannya.  Dia juga agak sedikit jail tetapi dia juga sangat periang.

Kejadian Tsunami terjadi pada saat Delisa sedang diuji tentang hafalan bacaan shalat di sekolahnya.  Tetapi Delisa tetap tak bergeming di tempatnya karena dia sedang berusaha khusyuk, pikiran yang satu yaitu dia ingin menyelesaikan bacaan shalatnya dengan sempurna.  Akhirnya air laut pun menyapu ruang kelas Delisa, sehingga Delisa terhanyut dan tidak sadarkan diri.

Pasca tsunami inilah mental Delisa benar-benar diuji.  Dia memang selamat namun harus kehilangan keluarga lainnya juga kakinya.

Benar-benar mengharukan . . . .

Setelah selesai membacanya saya penasaran ingin melihat versi filmnya.  Saya coba download dari internet, dan saya langsung menonton film yang berjudul "DELISA".  Filmnya memang hampir sama dengan novelnya, tetap membuat saya menangis walaupun ada beberapa bagian yang dirubah.

Dalam film itu ada satu lagu yang membuat saya menangis juga, yaitu lagu yang berjudul "Ibu" yang dinyanyikan oleh Rafly.  Lirik lagu Ibu ditulis dibagian yang lain dari blog ini.




read more "Hafalan Shalat Delisa"